Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sebelum kaum muslimin dan muslimah sekalian membaca artikel ini alangkah baiknya jika kita meniatkan dalam hati bahwa dengan membaca artikel ini semata – mata hanya agar mendapat ilmu yang bermanfaat serta diridhoi oleh Allah SWT
Sebelum kaum muslimin dan muslimah sekalian membaca artikel ini alangkah baiknya jika kita meniatkan dalam hati bahwa dengan membaca artikel ini semata – mata hanya agar mendapat ilmu yang bermanfaat serta diridhoi oleh Allah SWT
Dakwah
Tauhid | Mengingkari Thaghut
Sejak zaman nabi pertama, Adam
AS, hingga nabi terakhir, Muhammad SAW, bentuk dakwah yang diperintahkan Allah
kepada Rasul-Rasul-Nya tidak pernah berubah, yaitu supaya umat manusia mengabdi
(menyembah) kepada Allah saja dan menjauhi segala macam Thaghut (ingat Rukun Islam ke-1/kalimat pertama Syahadat):
Dan
sesungguhnya Kami telah mengutus Rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
‘Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu’, maka di antara umat itu ada
orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya
orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka
bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan
(Rasul-Rasul). (QS. An-Nahl: 36)
Apakah
kamu tidak memperhatikan orang-orang yang mengaku dirinya telah beriman kepada
apa yang diturunkan kepadamu dan kepada apa yang diturunkan sebelum kamu?
Mereka hendak berhukum (berhakim) kepada Thaghut, padahal mereka telah
diperintah mengingkari Thaghut itu. Dan syaitan bermaksud menyesatkan mereka
(dengan) penyesatan yang sejauh-jauhnya. Apabila dikatakan kepada mereka:
‘Marilah kamu (tunduk) kepada hukum yang telah Allah turunkan dan kepada hukum
Rasul’, niscaya kamu lihat orang-orang munafik menghalangi (manusia) dengan
sekuat-kuatnya dari (mendekati) kamu. (QS. An-Nisa: 60-61)
Orang-orang
Yahudi (Yaman) berkata: ‘Uzair itu putera Allah’ dan orang-orang Nasrani
berkata: ‘Al Masih itu putera Allah’. Demikianlah itu ucapan mereka dengan
mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu.
Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling? Mereka menjadikan
orang-orang alimnya dan rahib-rahib mereka sebagai rabb-rabb-selain-Allah (Thaghut)
dan (mereka juga mempertuhankan) Al Masih putera Maryam, padahal mereka hanya
disuruh menyembah Tuhan yang Esa, tidak ada Ilah (yang berhak
disembah) selain Dia. Maha suci Allah dari apa yang mereka persekutukan.
(QS. At-Taubah: 30-31)
Pengertian Thaghut
Thaghut adalah setiap yang
disembah selain Allah yang rela dengan peribadatan yang dilakukan oleh
penyembah atau pengikutnya, atau rela dengan ketaatan orang yang menaatinya
dalam melawan perintah Allah.
Menurut Imam Ibnul Qayyim rahimahullah, Thaghut adalah setiap sesuatu yang melampaui batasannya,
baik yang disembah (selain Allah), atau diikuti atau ditaati (jika dia ridho
diperlakukan demikian).
Macam-macam Thaghut
Syaikh Muhammad At-Tamimi rahimahullah menjelaskan bahwa Thaghut ada banyak. Thaghut yang paling
besar ada lima: iblis –semoga Allah melaknatnya-, siapa saja yang dijadikan
sesembahan dan dia ridho, barangsiapa yang mengajak manusia untuk menyembah
dirinya, barangsiapa yang mengetahui tentang ilmu ghaib, dan barangsiapa yang
berhukum dengan hukum selain yang Allah turunkan.
Sedangkan Syaikh Sulaiman Ibnu
Sahman berkata bahwa Thaghut itu ada tiga macam: Thaghut hukum, Thaghut
ibadah, dan Thaghut taat serta mutaba’ah.
Contoh
Hukum Allah
Laki-laki
yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai)
pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. Dan
Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. Maka barangsiapa bertaubat sesudah
melakukan kejahatan itu dan memperbaiki diri, maka sesungguhnya Allah menerima
taubatnya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS.
Al-Maidah: 38-39)
Contoh Hukum Thaghut
Barang
siapa mengambil barang sesuatu, yang seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang
lain, dengan maksud untuk dimiliki secara melawan hukum, diancam karena
pencurian, dengan pidana penjara paling lama lima tahun atau pidana denda
paling banyak sembilan ratus rupiah. (KUHP Pasal 362)
Pilih yang Mana?
Apakah
hukum Jahiliyah (hukum Thaghut) yang mereka kehendaki, dan
hukum siapakah yang lebih baik daripada (hukum) Allah bagi orang-orang yang
yakin? (QS. Al-Maidah: 50)
Menetapkan Hukum Hanyalah Hak Allah
Katakanlah:
“Sesungguhnya aku berada di atas hujjah yang nyata (Al Quran) dari Tuhanku,
sedang kamu mendustakannya. Tidak ada padaku apa (azab) yang kamu minta supaya
disegerakan kedatangannya. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia
menerangkan yang sebenarnya dan Dia Pemberi keputusan yang paling baik”. (QS.
Al-An’am: 57)
Kamu
tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama yang kamu
dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun
tentang nama-nama itu. Menetapkan hukum itu hanyalah hak Allah. Dia telah
memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang lurus,
tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (QS. Yusuf: 40)
Tidakkah
kamu memperhatikan orang-orang yang telah diberi bahagian yaitu Al Kitab,
mereka diseru kepada kitab Allah supaya kitab itu menetapkan hukum diantara
mereka; kemudian sebahagian dari mereka berpaling, dan mereka selalu
membelakangi (kebenaran). (QS. Ali Imran: 23)
Jangan Ada Sekutu-Sekutu Hukum Allah
Apakah
mereka mempunyai sekutu-sekutu yang mensyariatkan untuk mereka dari agama ini
apa yang tidak diizinkan Allah? Sekiranya tak ada ketetapan yang menentukan
(dari Allah) tentulah mereka telah dibinasakan. Dan sesungguhnya orang-orang
yang zalim itu akan memperoleh azab yang amat pedih. (QS. Asy-Syura: 21)
Katakanlah:
“Allah lebih mengetahui berapa lamanya mereka tinggal (di gua);
kepunyaan-Nya-lah semua yang tersembunyi di langit dan di bumi. Alangkah terang
penglihatan-Nya dan alangkah tajam pendengaran-Nya; tak ada seorang
pelindungpun bagi mereka selain dari pada-Nya; dan Dia tidak mengambil
seorangpun menjadi sekutu-Nya dalam menetapkan hukum (keputusan).” (QS.
Al-Kahfi: 26)
Sesungguhnya
orang-orang yang kembali ke belakang (kepada kekafiran) sesudah petunjuk itu
jelas bagi mereka, syaitan telah menjadikan mereka mudah (berbuat dosa) dan
memanjangkan angan-angan mereka. Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka
(orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang
diturunkan Allah (orang-orang Yahudi): “Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa
urusan”, sedang Allah mengetahui rahasia mereka. (QS. Muhammad: 25-26)
Wajib Berhukum Kepada Hukum Allah
…Karena
itu janganlah kamu takut kepada manusia, (tetapi) takutlah kepada-Ku. Dan
janganlah kamu menukar ayat-ayat-Ku dengan harga yang sedikit. Barangsiapa yang
tidak berhukum (memutuskan perkara) menurut apa yang diturunkan Allah, maka
mereka itu adalah orang-orang yang kafir. (QS. Al-Maidah: 44)
…Barangsiapa
yang melepaskan (hak kisas) nya, maka melepaskan hak itu (menjadi) penebus dosa
baginya. Barangsiapa yang tidak berhukum (memutuskan perkara) menurut apa yang
diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang yang zalim (musyrik).
(QS. Al-Maidah: 45)
Dan
hendaklah orang-orang pengikut Injil, memutuskan perkara menurut apa yang
diturunkan Allah di dalamnya. Barangsiapa yang tidak berhukum (memutuskan
perkara) menurut apa yang diturunkan Allah, maka mereka itu adalah orang-orang
yang fasik. (QS. Al-Maidah: 47)
Dan
Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa
yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan batu ujian
terhadap kitab-kitab yang lain itu; maka hukumilah (putuskanlah perkara) mereka
menurut apa yang diturunkan Allah dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu…
(QS. Al-Maidah: 48)
Dan
hendaklah kamu menghukumi (memutuskan perkara) di antara mereka menurut apa
yang diturunkan Allah, dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka. Dan
berhati-hatilah kamu terhadap mereka, supaya mereka tidak memalingkan kamu dari
sebahagian apa yang telah diturunkan Allah kepadamu. Jika mereka berpaling
(dari hukum yang telah diturunkan Allah), maka ketahuilah bahwa sesungguhnya
Allah menghendaki akan menimpakan musibah kepada mereka disebabkan sebahagian
dosa-dosa mereka. Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang
fasik. (QS. Al-Maidah: 49)
Maka
demi Tuhanmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka menjadikan
kamu hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka tidak
merasa keberatan dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya. (QS. An-Nisa: 65)
Maka
mulailah Yusuf (memeriksa) karung-karung mereka sebelum (memeriksa) karung
saudaranya sendiri, kemudian dia mengeluarkan piala raja itu dari karung
saudaranya. Demikianlah Kami atur untuk (mencapai maksud) Yusuf. Tiadalah patut
Yusuf menghukum saudaranya menurut undang-undang raja, kecuali Allah
menghendaki-Nya… (QS. Yusuf: 76)
Sesungguhnya
Yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Al Quran, benar-benar akan mengembalikan
kamu ke tempat kembali. Katakanlah: ‘Tuhanku mengetahui orang yang membawa
petunjuk dan orang yang dalam kesesatan yang nyata’. (QS. Al-Qasas: 85)
Dan
tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak (pula) bagi perempuan yang
mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada
bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barangsiapa
mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka sungguhlah dia telah sesat, sesat yang
nyata. (QS. Al-Ahzab: 36)
Sesungguhnya
jawaban orang-orang mukmin bila mereka dipanggil kepada Allah dan Rasul-Nya
agar Rasul menghukum (mengadili) di antara mereka, ialah ucapan, ‘Kami
mendengar dan kami patuh.’ Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung. Dan
barangsiapa yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya dan takut kepada Allah dan
bertakwa kepada-Nya, maka mereka adalah orang-orang yang mendapat kemenangan.
(QS. An-Nur: 51-52)
Janganlah
kamu jadikan panggilan Rasul di antara kamu seperti panggilan
sebahagian kamu kepada sebahagian (yang lain). Sesungguhnya Allah telah
mengetahui orang-orang yang berangsur-angsur pergi di antara kamu dengan
berlindung (kepada kawannya), maka hendaklah orang-orang yang menyalahi
perintah Rasul takut akanditimpa cobaan atau ditimpa adzab yang pedih. (QS.
An-Nur: 63)
Jangan Menuruti Kebanyakan Manusia
Maka
patutkah aku mencari hakim selain daripada Allah, padahal Dialah yang telah
menurunkan kitab (Al Quran) kepadamu dengan terperinci? Orang-orang yang telah
Kami datangkan kitab kepada mereka, mereka mengetahui bahwa Al Quran itu
diturunkan dari Tuhanmu dengan sebenarnya. Maka janganlah kamu sekali-kali
termasuk orang yang ragu-ragu. Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu (Al Quran)
sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merubah-rubah
kalimat-kalimat-Nya dan Dialah yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui. Dan
jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka
akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti
persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah).
(QS. Al-An’am: 114-116)
Jangan Beriman Setengah-Setengah
…Apakah
kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab dan ingkar terhadap sebahagian yang
lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan
dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa
yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat. (QS.
Al-Baqarah: 85)
Sesungguhnya
orang-orang yang kafir kepada Allah dan Rasul-Rasul-Nya, dan bermaksud
memperbedakan antara (keimanan kepada) Allah dan Rasul-Rasul-Nya, dengan
mengatakan: ‘Kami beriman kepada yang sebahagian dan kami kafir terhadap
sebahagian (yang lain)’, serta bermaksud (dengan perkataan itu) mengambil jalan
(tengah) di antara yang demikian (iman atau kafir), merekalah orang-orang yang
kafir sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir itu
siksaan yang menghinakan. (QS. An-Nisa: 150-151)
Tidak Ada Paksaan Masuk Islam
Tidak
ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang
benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada
Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada
buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui. (QS. Al-Baqarah: 256)
…Dan
katakanlah kepada orang-orang yang telah diberi Al Kitab dan kepada orang-orang
yang ummi: “Apakah kamu (mau) masuk Islam?” Jika mereka masuk Islam,
sesungguhnya mereka telah mendapat petunjuk, dan jika mereka berpaling, maka
kewajiban kamu hanyalah menyampaikan (ayat-ayat Allah). Dan Allah Maha Melihat
akan hamba-hamba-Nya. (QS. Ali Imran: 20)
Jika Masuk Islam Wajib Seluruhnya
Hai
orang-orang yang beriman, masuklah kamu ke dalam Islam keseluruhan, dan
janganlah kamu turut langkah-langkah syaitan. Sesungguhnya syaitan itu musuh
yang nyata bagimu. (QS. Al-Baqarah: 208)
Katakanlah:
‘Hanya Allah saja Yang aku sembah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam
(menjalankan) agamaku’. (QS. Az-Zumar: 14)
Jangan Pilih-Pilih Syariat/Hukum Allah
Maka
apakah patut Kami menjadikan orang-orang Islam itu sama dengan orang-orang yang
berdosa (orang kafir)? Atau adakah kamu (berbuat demikian): bagaimanakah kamu
mengambil keputusan? Atau adakah kamu mempunyai sebuah kitab (yang diturunkan
Allah) yang kamu membacanya? Bahwa di dalamnya kamu benar-benar boleh memilih
apa yang kamu sukai untukmu. (QS. Al-Qalam: 35-38)
Allah Raja Yang Sebenarnya
Maka
Maha Tinggi Allah, Raja Yang Sebenarnya; tidak ada Ilah selain
Dia, Rabb (Yang mempunyai) ‘Arsy yang mulia. (QS. Al-Mu’minun:
116)
Dialah
Allah Yang tiada Ilah selain Dia, Raja, Yang Maha Suci, Yang
Maha Sejahtera, Yang Mengaruniakan Keamanan, Yang Maha Memelihara, Yang Maha
Perkasa, Yang Maha Kuasa, Yang Memiliki segala Keagungan, Maha Suci Allah dari
apa yang mereka persekutukan. (QS. Al-Hasyr: 23)
Katakanlah:
“Aku berlindung kepada Rabb (yang memelihara dan menguasai)
manusia. Raja manusia. Ilah manusia. (QS. An-Nas: 1-3)
Memerintah Hanyalah Hak Allah
Sesungguhnya
Tuhan kamu ialah Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dalam enam masa,
lalu Dia bersemayam di atas ‘Arsy. Dia menutupkan malam kepada siang yang
mengikutinya dengan cepat, dan (diciptakan-Nya pula) matahari, bulan dan
bintang-bintang (masing-masing) tunduk kepada perintah-Nya. Ingatlah, menciptakan
dan memerintah hanyalah hak Allah. Maha Suci Allah, Tuhan semesta alam. (QS.
Al-A’raf: 54)
Ulil Amri Wajib Taat Perintah Allah
Dan
apabila datang kepada mereka suatu berita tentang keamanan ataupun ketakutan,
mereka lalu menyiarkannya. Dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan
Ulil Amri di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui
kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (Rasul dan Ulil Amri)… (QS.
An-Nisa: 83)
Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul (Nya), dan Ulil
Amri di antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu,
maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian… (QS. An-Nisa: 59)
Perintah Allah Untuk Bersyariat Islam
…maka
hukumilah (putuskanlah perkara) mereka menurut apa yang diturunkan Allah dan
janganlah kamu mengikuti hawa nafsu mereka dengan meninggalkan kebenaran yang
telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan syariat
(aturan) dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu
dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap
pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. Hanya kepada
Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa yang telah
kamu perselisihkan itu, (QS. Al-Maidah: 48)
Dia
telah mensyariatkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa yaitu: Tegakkanlah agama (Islam) dan
janganlah kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik
agama yang kamu seru mereka kepadanya… (QS. Asy-Syura: 13)
Kemudian
Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan (agama
itu), maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang
yang tidak mengetahui. (QS. Al-Jatsiyah: 18)
Wajib Utamakan Allah, Rasul, dan Jihad
Katakanlah:
‘jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu,
harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya,
dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan
Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah
mendatangkan keputusan-Nya’. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada
orang-orang yang fasik. (QS. At-Taubah: 24)
Sikap Nabi Terhadap Orang-Orang Kafir
Hai
Nabi, berjihadlah melawan orang-orang kafir dan orang-orang munafik itu, dan
bersikap keraslah terhadap mereka. Tempat mereka ialah neraka jahannam. Dan itu
adalah tempat kembali yang seburuk-buruknya. (QS. At-Taubah: 73;
At-Tahrim: 9)
Muhammad
itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan dia adalah keras
terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat
mereka ruku´ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhaan-Nya, tanda-tanda
mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka
dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, yaitu seperti tanaman yang
mengeluarkan tunasnya maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi
besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati
penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir
(dengan kekuatan orang-orang mukmin). Allah menjanjikan kepada orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal yang saleh di antara mereka ampunan dan pahala
yang besar. (QS. Al-Fath: 29)
Tidak
patut bagi seorang Nabi mempunyai tawanan sebelum ia dapat melumpuhkan musuhnya
di muka bumi. Kamu menghendaki harta benda duniawiyah sedangkan Allah
menghendaki (pahala) akhirat (untukmu). Dan Allah Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (QS. Al-Anfal: 67)
Janji Allah Kepada Para Penolong-Nya
Hai
orang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan
menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu. Dan orang-orang yang kafir, maka
kecelakaanlah bagi mereka dan Allah menyesatkan amal-amal mereka. Yang demikian
itu adalah karena sesungguhnya mereka benci kepada apa yang diturunkan Allah
(Al Quran) lalu Allah menghapuskan (pahala-pahala) amal-amal mereka. (QS.
Muhammad: 7-9)
Kemudian
Kami selamatkan rasul-rasul Kami dan orang-orang yang beriman, demikianlah
menjadi kewajiban atas Kami menyelamatkan orang-orang yang beriman. (QS. Yunus:
103)
Catatan Penting
–Rabb secara tata bahasa berarti pengatur. Sedangkan Ilah berarti segala sesuatu yang diabdi, ditaati, atau disembah.
-Kalimat Tauhid Laa Ilaaha Illa Allah artinya secara esoterik maupun aplikatif adalah tiada
sesuatupun yang diikuti aturannya, dijauhi larangannya atau disembah/diabdi
selain Allah.
-Hukum Jahiliyah (QS. Al-Maidah: 50) adalah hukum selain Allah hasil buatan
manusia sesuai hawa nafsunya (QS. Al-Maidah: 48) yang bertentangan atau tidak
sejalan dengan hukum Allah. Sebagai contoh, hukum Allah (Al Quran) mengharamkan
perzinahan dan memerintahkan untuk mendera laki-laki dan perempuan yang berzina
masing-masing seratus kali dera (QS. An-Nur: 2), sedangkan hukum selain Allah
seperti KUHP menghalalkan perzinahan kepada laki-laki atau perempuan yang belum
menikah karena KUHP hanya mendefinisikan zina sebagai perbuatan persetubuhan
yang dilakukan laki-laki atau perempuan yang telah menikah dengan perempuan
atau laki-laki yang bukan istri atau suaminya (KUHP Pasal 284). Dan masih
banyak contoh-contoh yang lainnya. Dengan demikian maka KUHP adalah produk
hukum Jahiliyah dan orang-orang yang membuatnya serta memutuskan perkara
berdasarkan hukum-hukumnya disebut Thaghut (QS. At-Taubah: 31; An-Nisa: 60).
Oleh karena itu, hukum Jahiliyah disebut juga sebagai hukum Thaghut.
Sebarkan informasi ini sebagai amal ibadah dakwah anda. Wallahu a’lam.